Laporan Study Case Produksi Film Ubudian
LAPORAN HASIL STUDI LAPANGAN PROSES PRODUKSI FILM
“UBUDIAN”
Oleh :
Nama : Prasetyo Wibowo S.
No
Induk Mahasiswa : 201611028
Mata
Kuliah : Kamera &
Editing
Prodi : Televisi & Film
Dosen
Pembimbing : I Made Denny Chrisna
Putra, S.Sn., M.Sn.
PROGRAM STUDI TELEVISI DAN FILM
FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
2017
PENGESAHAN LAPORAN STUDI LAPANGAN PROSES
PRODUKSI FILM “UBUDIAN”
Disusun Oleh :
Nama :
Prasetyo Wibowo S.
NIM :
201611028
Program Studi :
Televisi & Film
Denpasar, 27 September 2017
DOSEN PEMBIMBING MAHASISWA
I Made Denny Chrisna
Putra, S.Sn., M.Sn. Prasetyo Wibowo S.
NIP. 198812212015041003 NIM. 201611028
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis Haturkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan hasil studi lapangan Produksi Film Ubudian. Laporan ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kamera dan Editing. Penyusunan laporan
ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1.
I Made Denny
Chrisna Putra S.Sn., M.Sn. selaku dosen
pembimbing mata kuliah Kamera dan Editing.
2.
Program Studi
Televisi & Film Institut Seni Indonesia Denpasar.
3.
HMJ Televisi dan
Film.
4.
Silurbarong.co
Demikian sedikit pembukaan dari penulis semoga
laporan ini dapat memenuhi tugas mata kuliah Kamera & Editing. Dan juga
nantinya dapat direvisi menjadi pedoman dalam pembelajaran.
Denpasar, 27 September 2017
MAHASISWA
Prasetyo Wibowo S.
BAB I
DESKRIPSI
Film Ubudian, diproduksi oleh
Silurbarong.co bercerita tentang sepasang wisatawan asing yang bernama Dave dan
Sarah yang sedang berlibur di Bali dan ingin datang ke sebuah kafe ternama di
Ubud bernama “Eat Pray Love”. Mereka berdua ditemani oleh Wayan, seorang
tourist guide yang menemani mereka selama berlibur. Ketika Wayan mengetahui
tujuan Dave dan Sarah datang ke Bali, akhirnya Wayan berniat membuka kembali
kafe “Eat Pray Love” bersama temannya. Produksi dilakukan selama tiga hari yang
mengambil lokasi di Movie Studio Bali, Bangli pada hari pertama. Hari kedua dan
ketiga shooting film dilalukan di daerah Ubud, Gianyar. Berikut adalah Susunan
Kru Produksi Film Ubudian :
1.
Co Produser : Rani Martini
2.
Produser : Andika Dana
3.
Unit Manager : Ari
4.
Ass. Produksi : Dhita Helvinda
5.
Pencatat Adegan : Cempaka A. Suadnyani
6.
Sutradara : Rai Pendet
7.
Astrada
Penjadwalan : Dodek Sukahet
8.
Astrada
Pengadegan : Aditya
9.
Penata Gambar : Denny Crisna
10. Ass. Kamera 1 :
I. B. Wira Adhi Putra
11. Ass. Kamera 2 :
I.B. Giri Semaraputra
12. Penata Cahaya
1 : Sentana Putra
13. Penata Cahaya 2 :
I.B. Km Widyacaya
14. Penata Suara :
Damean Nada
15. Boomer :
I. B. Kd Widyautama
16. Penata Artistik
1 : Yuliana Putra
17. Penata Artistik 2 :
Irene Hardianto
18. Penata Artistik 3 :
Rosita Zibun
19. Make Up Artist :
Apsari
20. BTS :
Gung Ama
21. BTS :
Yochi
Dan berikut adalah jobdesk dari masing-masing kru
diatas :
A.
Tim Produksi
1.
Co Produser dan
Produser bertugas memastikan kesiapan produksi dari proses pra produksi hingga
pasca produksi. Produser harus memastikan kesiapan masing-masing kru untuk
meminimalisir adanya hambatan saat proses produksi.
2.
Unit Manager dan
Assisten Produksi mempunyai tugas menyiapkan kebutuhan dan keperluan saat
produksi termasuk konsumsi seluruh kru dan talent.
B.
Tim Penyutradaraan
1.
Sutradara
mempunyai peran penting dalam sebuah produksi sebagai pengarah adegan dan
memvisualkan sebuah naskah. Selain itu sutradara berhak memimpin dan memberi
arahan saat produksi berlangsung.
2.
Ass. Sutradara
Penjadwalan, bertugas mengatur durasi waktu pengambilan gambar dalam sebuah
adegan. Ini bertujuan agar waktu shooting tetap terorganisir dan tidak molor.
3.
Ass.
Pengadeganan memiliki tugas mengarahkan Talent saat melakukan adegan sesuai
petunjuk dari Sutradara agar terlihat pas di Kamera.
4.
Pencatat Adegan,
memiliki tugas mencatat adegan yang diambil agar tidak terjadi kesalahan (miss) saat melakukan adegan berikutnya
dan mempermudah proses pasca produksi.
C.
Tim Kamera
1.
Penata Gambar
atau yang biasa disebut DOP (Director of
Photography), bertugas mengatur komposisi gambar dalam satu frame. Ia
bertanggung jawab atas cahaya, warna dan artistik yang terlihat di dalam frame.
2.
Ass. Kamera,
membantu penata gambar untuk menyiapkan keperluan kamera seperti baterai, lensa
dan SSD.
D.
Tim Pencahayaan
(Lighting)
1. Tim pencahyaan bertugas untuk mengatur pencahayaan
yang dibutuhkan dalam frame. Tim pencahayaan juga bertugas untuk membentuk
suasana dengan cahaya.
E. Tim Suara
1. Penata suara, bertugas untuk mengatur volume, jernih
dan kualitas suara yang masuk dalam rekaman suara. Memastikan jug agar suara
yang masuk tidak bertumpuk atau malah merusak suara yang dibutuhkan.
2. Ass. Penata Suara, bertugas untuk membantu penata
suara dalam hal perekaman suara.
F. Tim Artistik
a. Penata Artistik, bertugas mengatur property dan
artistik untuk membuat suasana dan keadaan sesuai dengan naskah agar terlihat
lebih nyata.
b. Artistik, bertugas untuk membantu penata artistic
dalam membentuk suasana dan juga membantu dalam pemilihan barang yang tepat
untuk ditempatkan.
c. Make up artis, bertugas untuk membuat keadaan fisik
talent seperti yang ada di dalam naskah. Bisa juga membuat special effect luka atau darah.
G. Tim di belakang layar (Behind The Scene)
Bertugas untuk mendokumentasikan proses
produksi sebuah film, yang akan menjadi media promosi untuk disebarluaskan ke
publik. Bertujuan untuk menarik minat penonton dan membuat penasaran untuk
menonton film tersebut.
Dalam film ini melibatkan talent orang luar negeri
yang mungkin sudah lama menetap di Indonesia, seperti Ennest dan Sasha yang
memang sudah sering terlibat dalam beberapa produksi film. Movie Studio Bali
terlibat sebagai penyuplai alat dan keperluan teknis untuk shooting. Kebanyakan
kru yang dilibatkan adalah mahasiswa Televisi dan Film ISI Denpasar.
Kamera yang digunakan pada proses film ini adalah
Red Epic dan Red Scarlet. Kamera tersebut merupakan kamera profesional untuk
pembuatan film. Pengambilan gambar yang dilakukan adalah Still dan adapula dengan cara Follow
Object. Terdapat beberapa ukuran lensa merk Zeiss dan merupakan lensa untuk
kamera professional. Dalam hal ini Penata Gambar memastikan tidak ada yang
salah dan bertanggung jawab terhadap frame-nya. Apalagi saat Sutradara puas dan
senang dengan gambar yang diambil oleh DOP-nya.
BAB II
FENOMENAA YANG
RELEVAN DENGAN MATA KULIAH KAMERA
Mengarahkan
sebuah gambar demi membentuk sebuah makna kepada penonton bukanlah hal yang
mudah. Menjadi DOP menuntut kita menjadi seorang yang peka terhadap bentuk,
warna dan benda. Agar gambar yang kita ambil memiliki makna yang dapat dipahami
oleh penonton. Kita juga harus peka terhadap sebuah kejadian atau dialog agar
mampu mengarahkan kamera.
BAB III
DESKRIPSI LESSON
LEARNT
Pengalaman yang dapat diambil pada study case ini adalah kita harus
disiplin terhadap waktu. Sehingga mampu membuat suasana shooting jadi
terorganisir dan tidak molor. Dalam sebuah shooting kita dituntut untuk tanggap
dalam menangani. Contoh saat DOP ingin mengganti lensa, secepat mungkin Ass.
Kamera harus menyiapkan lensanya agar waktu tidak molor hanya karna menunggu
pergantian lensa.
Saya sempat membantu dalam mengemas peralatan
lighting yang menurut saya alatnya cukup simple dan memiliki kualitas yang
bagus. Selain itu juga saya sempat memperhatikan kamera RED Epic yang dipakai
dan mencoba mengamati cara pemakaiannya. Saya menerapkan beberapa pengalaman
yang saya dapat seperti tepat waktu dalam jadwal shooting yang saya lakukan
dalam video 1 menit saya.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan yang diambil dari
kegiatan study case ini adalah bagaimana
kita bisa membuat sebuah karya yang bagus dan menarik dari sebuah cerita yang
sederhana dan bagaimana kita bisa bekerja secara professional dalam sebuah
produksi dan bekerja sama team dengan kompak.
LAMPIRAN
Komentar
Posting Komentar